CiBus: Wadah Edukasi Mengenai Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Remaja

Perkawinan usia anak di Indonesia masih marak, perkawinan usia anak ini paling banyak terjadi di daerah pedesaan dibandingkan perkotaan. Terjadinya perkawinan anak di pedesaan dikarenakan masalah ekonomi yang membuat anak menjadi objek jalan keluar dari kemiskinan keluarga. Selain itu, rendahnya pendidikan orang tua yang mengenyampingkan pengembangan kapasitas diri anak menjadi penyebabnya

Source by Google

Padahal banyak sekali risiko yang dapat terjadi kepada anak, terutama bagi anak perempuan

Pertama, gangguan psikologis

Studi menyebutkan bahwa anak yang dipaksa perkawinan muda berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental, baik itu gangguan kecemasan, stres, atau depresi. Kondisi ini umumnya terjadi karena ketidaksiapan dalam menjalani beban dan tanggung jawab yang diterima sebagai suami atau istri


Kedua, kekerasan rumah tangga

Kekerasan dalam rumah tangga berisiko tinggi terjadi pada pasangan nikah muda, mulai dari ancaman hingga penganiayaan. Hal ini dikarenakan emosi mereka belum cukup mapan secara emosi dibandingkan orang-orang berusia 25 tahun ke atas yang cenderung memiliki emosi yang stabil.

Tak hanya itu, studi menunjukkan bahwa wanita yang menikah muda, apalagi berusia di bawah 18 tahun, akan lebih rentan mengalami kekerasan seksual dari pasangannya


Ketiga, gangguan kesehatan reproduksi

Perkawinan usia anak sangatlah berbahaya bagi kesehatan reproduksi yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi perempuan diantara lain yaitu peningkatan risiko penyakit menular seksual, penularan virus (HIV), dan risiko kanker serviks di mana tubuh tidak siap secara anatomi


Keempat, komplikasi kehamilan

Kehamilan di usia dini sangat berisiko mengalami berbagai komplikasi yang membahayakan ibu maupun janin. Pada janin, risiko yang mungkin terjadi adalah bayi terlahir prematur, stunting, atau berat badan lahir yang rendah (BBLR)

Pada ibu, melahirkan di usia muda berisiko untuk menyebabkan terjadinya preeklamsia maupun anemia. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius seperti eklamsia yang berakibat fatal, bahkan kematian pada ibu dan bayi


Oleh karena itu, edukasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak sangatlah penting. Namun sayangnya, di Indonesia sendiri yang edukasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi masih sangatlah tabu. Mungkin masih banyak orang berpikir pendidikan seksual adalah tentang mengajarkan bagaimana cara berhubungan seksual. Nyatanya, pendidikan seksual lebih luas daripada itu. Sesederhana mengenal organ vital dan bagaimana menjaga kesehatannya sudah termasuk pendidikan seksual


CiBus (Cinema in the Bus): Program Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Remaja di Bali

Melihat keadaan yang ada di Indonesia, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, memiliki ide yang sangat kreatif dalam menyosialisasikan kesehatan reproduksi remaja yang dikemas dengan cara yang menyenangkan melalui Cinema in the Bus (CiBus), target dari CiBus ini adalah siswa-siswi SMP dan SMA karena pada usia rasa ingin tahu yang mereka punya sangatlah besar Apabila tidak diberikan info yang benar, maka dikhawatirkan dapat terjerumus ke dalam hal-hal menyimpang dan tidak diinginkan

Source by Google 

Untuk dapat menonton film-film edukasi secara gratis para remaja akan diajak bermain games terlebih dahulu, games yang diberikan juga seputar reproduksi. Setelah lolos bermain games, baru lah para remaja dapat menonton film edukasi yang dimana film yang diputar merupakan contoh kehidupan remaja yang berisi pesan-pesan moral 

Berkat inovasi tersebut CiBus (Cinema in the Bus): Program Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Remaja di Bali mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Award tingkat provinsi tahun 2017 lalu

Semoga dengan adanya CiBus (Cinema in the Bus) di Bali, dapat menjadi contoh dalam memberikan edukasi mengenai Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Remaja

Komentar

Postingan Populer