Bahaya Demam Berdarah Dengue dan Cara Pencegahannya

Lebaran adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia, salah satunya juga saya. Namun, apa jadinya ketika momen yang ditunggu sudah di depan mata, namun kita tidak bisa menyambutnya dengan maksimal? Sedih? sudah pasti. Pengalaman lebaran saya tahun ini sepertinya tidak akan pernah terlupakan, dimana beberapa hari menjelang lebaran tiba-tiba Si Kecil demam, *jgeerrrr* ketika itu saya berusaha untuk tenang dan memenuhi pikiran dengan kata "ah, besok juga turun panasnya"

Namun, ternyata tidaaak!! suhu badannya terus melonjak, ketika itu berusaha kami obati dengan obat penurun panas. Sayangnya, sampai hari berikutnya keadaan ini tidak membaik bahkan dia juga mengeluhkan sakit kepala. Tanpa pikir panjang akhirnya saya dan suami putuskan untuk membawanya ke IGD, setelah melakukan pengecekan dan pengambilan darah, dokter menyarankan agar Si Kecil di rawat untuk mendapatkan pengobatan yang optimal


Bincang Santai Tentang Demam Berdarah

Sejak dimana dokter menyarankan untuk Si Kecil di rawat dan dokter pun mendiagnosis bahwa Si Kecil terkena Demam Berdarah Dengue, saya pun langsung mengabarkan berita ini ke keluarga melalui WhatsApp Group, dari sini banyak sekali saudara yang menyarankan saya untuk memberikan obat-obatan tradisional yang katanya dapat mempercepat penyembuhan penyakit tersebut, karena waktu itu saya dan suami hanya terfokus untuk menenangkan Si Kecil yang selalu merengek minta pulang, alhasil saya tidak mengindahkan semua saran yang diberikan oleh para saudara, bahkan saya juga tidak terlalu banyak mengetahui informasi tentang penyakit demam berdarah itu sendiri

Well, senang sekali Minggu (14/5) saya dapat mengikuti Bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang menghadirkan 3 narasumber seperti: dr. Fita Moeslichan, Sp.A, Pasangan Ringgo Agus Rahman & Sabai Morscheck, dan Tika Bisono, acara ini juga dipandu oleh dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K) selaku moderator. Pada acara ini sayapun mendapatkan banyak sekali insight mengenai penyakit demam berdarah. Lalu apa sih sebenarnya penyakit demam berdarah dan bagaimana cara pencegahannya?


Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Pencegahannya

Demam berdarah adalah penyakit akibat virus Dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini menimbulkan gejala demam tinggi, sakit kepala, serta nyeri tulang dan otot. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam berdarah berisiko mengancam nyawa

Demam berdarah dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Penyakit ini menular ketika nyamuk menggigit penderita demam berdarah, kemudian menggigit orang yang sehat. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah beriklim tropis, termasuk Indonesia, dan angka kejadian penyakit ini biasanya meningkat ketika musim hujan

Berdasarkan tingkat keparahannya, demam berdarah terbagi menjadi empat strain yaitu, Dengue virus (DENV) 1, 2, 3, dan 4. Strain virus ini diduga memengaruhi tingkat keparahan demam berdarah

Gejala demam berdarah pada anak baru akan muncul setelah 4-7 hari sejak digigit nyamuk Aedes Aegypti. Adapun gejala demam berdarah pada anak yang mesti orangtua kenali, di antaranya:

1. Demam mencapai 40 derajat Celcius

2. Muncul ruam kulit

3. Mual dan muntah

4. Nyeri di belakang bola mata, sendi, otot, dan tulang

5. Nyeri perut

6. Turunnya nafsu makan

7. Mengalami pendarahan pada gusi  dan hidung

Penting diingat, demam berdarah pada anak akan memasuki fase kritis selama 2-3 hari. Fase ini kerap mengecoh orangtua karena gejala seperti demam akan turun dengan sendirinya. Yang mana hal tersebut  sering disalahartikan sebagai proses penyembuhan. Padahal, di fase ini orangtua justru harus waspada, karena anak bisa saja mengalami sindrom syok dengue (DSS). Fase demam berdarah meliputi:

Fase pertama atau fase demam (febrile phase)

Ketika digigit oleh nyamuk yang membawa virus dengue, pada hari ke-1 sampai ke-3 kamu akan mengalami fase pertama atau fase demam. Sesuai dengan namanya, fase ini ditandai dengan demam tinggi yang bisa mencapai 40ÂșC.

Selain demam, di fase pertama kamu juga akan mengalami gejala lain, seperti nyeri kepala, nyeri otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada kulit khususnya kulit wajah (flushing), nafsu makan berkurang, mual, dan muntah

Fase kedua atau fase kritis (critical phase)

Setelah melewati fase pertama, selanjutnya kamu akan memasuki fase kedua atau fase kritis. Umumnya, fase kritis terjadi di hari ke-4 sampai hari ke-6 dan berlangsung selama 24–48 jam. Di fase ini, demam biasanya sudah turun dan kamu akan merasa baik-baik saja, seolah sudah sembuh.

Oleh karena itu, jangan sampai terkecoh, ya. Soalnya, fase kedua adalah fase yang sangat berbahaya karena bisa menimbulkan perdarahan dan kebocoran plasma darah yang akan menyebabkan syok, serta berpotensi mengancam nyawa

Fase ketiga atau fase pemulihan (recovery phase)

Selanjutnya, kamu akan memasuki fase ketiga atau pemulihan. Di fase ini, demam akan kembali naik dan biasanya terjadi selama 48–72 jam setelah fase kritis.

Setelah itu, demam akan menurun lagi dan kondisi kesehatanmu berangsur membaik. Nafsu makan pun kembali meningkat dan jumlah trombosit semakin normal. Ruam atau bintik merah di kulit secara bertahap juga memudar dalam satu minggu. Semua tanda itu dapat menggambarkan ciri-ciri sembuh dari demam berdarah

Lalu, bagaimana cara pencegahannya agar Si Kecil bahkan orang dewasa tidak terkena penyakit demam berdarah? kamu bisa melakukan beberapa hal seperti yang sering dihimbau yaitu 3M Plus

Menguras, merupakan kegiatan membersihkan atau menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan

Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk

Mendaur ulang, kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah

Nah, yang dimaksud Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti

- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

- Menggunakan obat anti nyamuk

- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

- Gotong royong membersihkan lingkungan

- Periksa tempat penampungan air

- Meletakan pakaian bekas pakai di wadah yang tertutup

- Memberikan lavarsida pada penampungan air yang susah dikuras

- Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

- Menanam tanaman pengusir nyamuk

- Melakukan vaksin demam berdarah


Vaksinasi Demam Berdarah, Mengurangi Risiko Keparahan Demam Berdarah Dengue

Vaksinasi demam berdarah adalah salah satu upaya dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Terhitung sejak tahun 2016, Vaksin demam berdarah di Indonesia telah mendapat persetujuan izin edar dari Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan (BPOM). Vaksin demam berdarah di Indonesia sudah bisa diberikan dari usia anak 6 tahun sampai dengan usia 45 tahun. Untuk lebih lanjutnya mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue, kamu bisa kunjungi situs www.cegahdbd.com

C-ANPROM/ID/QDE/0114 | AUG 2023








Komentar

Postingan Populer