Nostalgia Majalah Dinding

Hai semua, kalian setuju tidak kalau ada yang mengatakan bahwa masa sekolah adalah masa-masa yang tidak pernah terlupakan?
Kalian kangen gak sih, dulu setiap hari pasti bertemu dengan guru-guru. Baik guru yang menurut kita baik banget sampai bertemu guru yang kita kasih predikat 'Guru Killer' yang setiap kali bertemu pasti kita akan menyapa dan mencium tangannya. Bukan hanya tentang guru saja yang membuat kita kangen. Pelajaran, lingkungan sekolah, jajanannya bahkan permainan yang menemani kita pada waktu istirahat dan pada jam kosong, yang siswa jaman sekarang sebut Free Class. Pantas saja sampai ada lagu Kisah Kasih di Sekolah, karena memang kenangan di sekolah tidak akan pernah terlupakan.

Pict nya pixabay

Dari semua kenangan tersebut, sebagai siswa yang suka membaca *cielah* Ibu Gendish mau sharing tentang Nostalgia Majalah Dinding atau yang sering disingkat MADING bahkan Ibu Gendish selalu menunggu update artikel yang bakalan ditempel di Mading. Kalian ingat, apa itu mading? dikutip dari Wikipedia, majalah dinding merupakan salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut sebagai majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya. Penyajiannya pun biasanya dipampang pada dinding suatu instansi. Namun, yang paling sering menggunakan mading sebagai media informasi adalah sekolah.

Bentuk Mading
Dilihat dari bentuknya, mading dibuat dalam berbagai macam media, mulai dari kertas karton, tripleks, stryrofoam yang dikombinaikan oleh kain atau aneka bahan lain. Bentuk mading yang awalnya hanya berupa 2 dimensi berkembang menjadi 3 dimensi agar lebih menarik dan menggugah orang untuk membaca.
Ukuran mading relatif besar yaitu 120cm x 160cm atau disesuaikan dengan kebutuhan suatu sekolah atau instansi. Semakin besar mading bearti semakin banyak berita, cerita, dan kreativitas yang dituangkan seseorang di dalamnya. Nuansa edukasi tentu terasa sangat kental pada mading.


Agar menarik dan mudah dibaca, berbagai berita dalam mading dibuat dalam kolom-kolom seperti iklan baris pada surat kabar. Setiap kolom dapat diisi berbagai artikel menarik. Untuk mading yang ditempatkan di dinding sekolah biasanya memuat berbagai berita sekolah, berita OSIS, teka-teki silang, cerita bergambar, hingga berbagai ide kolom kreasi siswa dalam format berbayar seperti 'Dari Siswa untuk Siswa'. Semakin kaya isi dan visual sebuah mading artinya akan menarik mading tersebut untuk dibaca.
Kalau dulu waktu sekolah, bacaan favorite Ibu Gendish dan teman-teman di mading salah satunya adalah Ramalan Zodiak *wkwkwk*

Peran Mading
Waktu Ibu Gendish duduk di kelas dua bangku Sekolah Menengah Pertama, Ibu Gendish pernah juga menjadi salah satu Team Redaksi Majalah Dinding Sekolah. Biasanya mading dikelola oleh beberapa kelompok siswa serta guru sekolah, yang bertujuan sebagai fasilitas kegiatan siswa yang memiliki berbagai fungsi yaitu

1. Fungsi Informatif, mading dapat menjadi media yang menginformasikan berbagai kegiatan sekolah ataupun instansi yang sedang atau yang akan dilakukan. Informasinya dapat bersifat ajakan bagi semua orang yang membacanya

2. Sarana Komunikasi, mading juga berperan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk tertulis antar pihak dalam suatu lingkungan tertentu. Di sekolah, mading dapat menjadi media komunikasi yang praktis bagi siswa dan antar siswa. Dengan adanya mading informasi dapat disampaikan dengan sederhana, praktis, menarik, dan ekonomis. Agar informasi menarik untuk dibaca, siswa perlu aktif mengolah konten, menulis, dan berbagai ide menarik lainnya. Kalau tulisan kita dapat dipampang di mading pasti bangga banget karena banyak siswa yang akan membacanya.


3. Rekreatif dan Kreatif, mading dapat menjadi suatu sarana hiburan siswa dengan membaca serta menemukan konten yang menarik dan menggelitik. Dengan mading, ada dua hal menguntungkan yang bersifat timbal balik. Bagi penulis, majalah dinding dapat menjadi mediat empat sang penulis mencurahkan idealismenya untuk berbagi aspirasi dengan oranglain. Sedangkan bagi pembaca, majalah dinding tentu dapat membuat wawasan terhadap suatu hal baru.

Mading Era Kini
Najla Sihab, yang merupakan seorang Duta Baca Indonesia pernah menyatakan bahwa membaca ialah upaya merengkuh makna, ikhtiar untuk memahami alam semesta. Maka tidak heran jika buku disebut sebagai jendela dunia, yang merangsang pikiran kita agar selalu terbuka.

Mading juga dapat digunakan sebagai umpan bacaan dan menjadi sarana untuk membawa seseorang mencari informasi terbaru sehingga mengenal dunia baru secara lebih positif.

Lalu, apa yang terjadi pada mading di era digital seperti saat ini? Mading saat ini bukan hanya hadir dalam bentuk cetak, namun perlu merambah dunia digital dalam format online. Agar lebih menarik dan user friendly oleh siswa dan guru, akan hadir platform terbaru yaitu MadingSekolah.id lalu apa seperti apa format dan fitur kelebihannya? Mari kita sama-sama tunggu yah, karena MadingSekolah.id akan segera diperkenalkan pada tanggal 28 Febuari 2019


Komentar

Postingan Populer