Peran Lintas Sektor Untuk Menurunkan Angka Karies Anak Usia Sekolah Dasar

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mencanangkan bahwa Indonesia harus bebas karies pada 2030, Sayangnya pencanangan ini dihadapkan oleh sejumlah tantangan besar, salah satunya adalah angka karies gigi anak usia sekolah dasar. Beberapa data prevalensi karies gigi anak di Indonesia sebelum tahun 2021 mencatat bahwa karies gigi masih menjadi masalah yang signifikan. Data ini mencakup berbagai tingkat keparahan, dari karies gigi ringan hingga yang lebih serius

Source by Pinterest

Dikutip dari Halodoc, Karies gigi merupakan kondisi dimana lapisan struktur gigi mengalami kerusakan secara bertahap. Karies gigi pada anak terbentuk akibat interaksi antara beberapa faktor. Faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya karies gigi pada anak meliputi:

1. Konsumsi Gula: Mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, seperti permen, minuman manis, dan makanan cepat saji, dapat memberikan makanan bagi bakteri di mulut yang menyebabkan pembentukan asam dan kerusakan gigi

2. Kurangnya Kebersihan Mulut: Kurangnya perawatan gigi yang baik, seperti menyikat gigi secara teratur dan benar, serta tidak menggunakan benang gigi, dapat meningkatkan risiko karies gigi

3. Bakteri di Mulut: Bakteri seperti Streptococcus mutans dapat mengubah gula menjadi asam yang merusak lapisan email gigi

4. Faktor Genetik: Faktor keturunan juga bisa memengaruhi kerentanan anak terhadap karies gigi

5. Pola Makan: Pola makan yang sering ngemil atau makan makanan klebrig yang menempel pada gigi dapat meningkatkan risiko karies

6. Minum dari Botol: Membiarkan anak minum dari botol dengan susu atau cairan manis sebelum tidur dapat meningkatkan risiko karies gigi pada gigi bayi

Keinginan pemerintah agar anak-anak bebas karies gigi memanglah tujuan mulia tetapi tetap harus diiringi oleh kerjasama lintas sektor karena permasalahan ini melibatkan banyak aspek dalam masyarakat

Program UKGS Inovatif di Kalimantan Timur

Program UKGS Inovatif (Uji Kesehatan Gigi Sekolah) adalah sebuah inisiatif untuk meningkatkan efektivitas program pemeriksaan gigi di sekolah dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi. Program ini dapat mencakup berbagai elemen kreatif dan teknologi untuk memudahkan pemeriksaan gigi anak-anak di sekolah dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perawatan gigi

Source by Pinterest

drg. Lily Anggraini melalui UKGS membantu memeriksa kesehatan gigi anak sekolah dasar, yang kemudian hasil pemeriksaan gigi kemudian dilaporkan kepada orang tua atau wali murid, biasanya melalui surat atau pertemuan orang tua dan guru. Orang tua diberi tahu tentang kondisi gigi anak mereka dan rekomendasi perawatan, apabila ditemukan masalah gigi yang memerlukan perawatan lebih lanjut, siswa diarahkan untuk mendapatkan perawatan gigi yang sesuai dengan dokter gigi. Selain melakukan pemeriksaan, drg. Lily Anggraini juga mengedukasi siswa tentang cara menjaga kebersihan mulut, menyikat gigi yang benar, dan pentingnya perawatan gigi

Berkat dedikasi itulah pada tahun 2017 lalu drg. Lily Anggraini mendapatkan apresiasi dari SATU Indonesia Awards. Semoga dengan adanya kerjasama lintas sektor bukan hanya sektor kesehatan dan pendidikan saja, tetapi juga sektor lainnya seperti sektor industri makanan dan minuman yang berperan dalam mengurangi kandungan gula dalam produk-produk mereka serta memberikan label yang jelas tentang kandungan gula, sektor media dan periklanan yang mampu memainkan peran penting dalam mendukung pesan-pesan kesehatan gigi yang positif dan menghindari iklan produk berisiko tinggi untuk kesehatan gigi

Kerjasama lintas sektor ini akan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan gigi anak-anak dan dapat membantu dalam menurunkan angka karies gigi di masyarakat. Sehingga target Indonesia Bebas Karies 2030 akan segera terwujud

Komentar

Postingan Populer