Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatan Penyakit Stroke

Tahukah kalian bahwa penyakit stroke merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi kedua di dunia? Data WSO (World Stroke Organization) tahun 2022 menunjukkan bahwa 1 dari 4 Orang berusia ≥ 25 tahun berisiko terkena stroke, maka dari itu penting sekali meningkatkan kesadaran pada masyarakat Indonesia khususnya tentang apa saja gejala stroke dan pentingnya bertindak cepat serta bagaimana tindakan itu dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang stroke karena saat seseorang terkena stroke, setiap detik yang berlalu menjadi sangat berharga


Dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia 2022 yang jatuh pada setiap tanggal 29 Oktober, Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Temu Blogger, acara yang bertempat di Ballroom 1, Hotel JS Luwansa, Kuningan Jakarta Selatan, bertujuan agar para blogger dapat menyebar luaskan informasi tentan stroke. Tahun ini, Hari Stroke Sedunia secara global mengusung tema ‘The Power of Saving #Precioustime’, dengan tema nasional, ‘Setiap Menit Berharga, SeGeRa Ke RS’.
 

Peringatan Hari Stroke Se-Dunia 2022
Stroke adalah penyakit yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otak berkurang karena penyumbatan atau ketika pembuluh darah di otak pecah. Serangan stroke dapat terjadi secara tiba-tiba dan harus ditangani segera karena dapat menjadi kondisi yang membahayakan. Berikut ini adalah gejala awal stroke yang dengan mudah dapat kita ingat melalui slogan #SeGeRaKeRS
  • Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
  • bicaRa pelo / tiba-tiba tidak dapat bicara / tidak mengerti kata-kata / bicara tidak nyambung
  • Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
  • Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor / gemetar, sempoyongan)
Jika, ada salah satunya tanda-tanda di atas maka segeralah ke rumah sakit. Pada acara ini pula bapak Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan bahwa salah satu penyebab stroke yang paling umum terjadi adalah tingginya tekanan darah atau hipertensi, kolestrol, kebiasaan merokok, dan juga bisa dari genetik 

Penyakit ini juga termasuk ke dalam bagian penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik ke-3 dengan pembiayaan tertinggi, menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2021 Stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar 1,91 Trilyun

"Semua orang bisa terkena penyakit stroke dan 68% orang yang terkena stroke sulit sembuh secara total", - dr. Mursyid Bustami, Direktur Utama di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) 

Apabila sudah terkena stroke, biasanya pasien akan diobati dengan obat-obatan, terutama obat antiplatelet, obat antikoagulan, obat kolesterol, atau obat antihipertensi

Dalam beberapa kasus, prosedur mungkin diperlukan untuk menghilangkan bekuan darah. Sehinggak tidak jarang, pasien stroke melakukan pembedahan untuk mengobati pembengkakan otak dan mengurangi risiko perdarahan lebih lanjut

Kementerian Kesehatan juga telah melakukan upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Kardioserebrovaskular

1. Upaya Promotif dengan mengkampanyekan perilaku CERDIK, yaitu (C) Cek kesehatan secara berkala, (E) Enyahkan asap rokok, (R) Rajin beraktivitas fisik, (D) Diet sehat dengan kalori seimbang, (I) Istirahat cukup dan (K) Kelola stres

2. Upaya Edukasi dilakukan kepada masyarakat agar mengenali tanda dan gejala dini serangan stroke dikenal, seperti yang disebutkan diatas yaitu dengan jargon #SeGeRaKeRS

3. Upaya Preventif dengan mendorong masyarakat untuk melakukan deteksi dini, melalui pemantauan IMT (tinggi badan, berat badan), pengukuran tekanan darah dan gula darah minimal 1 kali dalam setahun bagi yang belum mempunyai faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular). Bagi yang mempunyai faktor PTM diharapkan dapat melakukan perubahan gaya hidup. Penderita Hipertensi dan Diabetes Militus harus memeriksakan kesehatan 1 bulan sekali dan melakukan pemeriksaan profil lemak dalam darah dan EKG sebagai upaya skrining penyakit Kardiovaskular dan Stroke minimal 1 tahun sekali

4. Upaya Rehabilitatif yang dilakukan pada fase akut (selama di rumah sakit) dan fase kronis untuk mencegah disabilitas atau serangan ulang. Untuk pelayanan rehabilitasi dimasyarakat akan dilakukan dalam bentuk homecare dan rehabilitasi bersumberdaya masyarakat yang akan dilakukan oleh para kader terlatih, serta edukasi kepada keluarga dan caregiver bagaimana cara melatih penderita.

5. Upaya Kuratif dengan penguatan pelayanan kesehatan dengan mengembangkan jejaring pengampuan Rumah sakit layanan stroke. Ke 9 RS Utama Paripurna akan memberikan bimbingan atau pengampuan sehingga pada akhir tahun 2024 diharapkan setiap Provinsi akan memiliki paling sedikit 1 buah RS tingkat Utama atau Madya


Kabar gembiranya ada total 1500 beasiswa dokter spesialis khusus untuk menangani sakit ginjal, stroke, jantung dan kanker, 500 beasiswa dari Kementerian Kesehatan RI dan 1000 dari Kementrian Keuangan


Komentar

Postingan Populer